Jumat, 03 April 2009

SUHU DAN KALOR

A.Suhu dan Termometer

Kita dapat merasakan panas atau dingin melalui indra peraba kita, tetapi suatu kenyataan bahwa indra peraba kita tidak dapat mengukur dengan tepat derajat panas dinginnya suatu benda. Ukuran atau derajat panas dinginnya suatu benda disebut dengan suhu. Benda yang panas memiliki suhu yang tinggi, sedangkan benda yang dingin memilki suhu yang rendah.

Ketika kita memanaskan atau mendinginkan suatu nenda sampai pada suhu tertetu, beberapa sifat fisik benda tersebut berubah. Sebagai contoh, ketika kita memanaskan sebatang besi, besi akan memuai, begitu pula ketika kita memanaskan zat cair. Ketika kita mendinginkan air sampai suhu di bawah nol, air tersebut berubah manjadi es. Sifat-sifat benda yang bias berubah akibat adanya perubahan suhu disebut sifat termometrik.

Bila tangan kanan kita mencoba memegang sebongkah es sedangkan tangan kiri kita memegang air hangat, maka kita dapat merasakan bahwa diantara kedua benda tersebut terdapat perbedaan suhu. Berapa derajat perbedaan suhu tersebut? Untuk mengetahui tinggi rendahnya suhu suatu zat kita gunakan alat yang disbut temometer.

Thermometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu suatu benda. Dimana cara kerja thermometer ini menggunakan prinsip sifat-sifat termometrik. Berbagai jenis thermometer dibuat berdasarkan pada beberapa sifat termometrik zat seperti pemuaian zat padat, pemuaian zat cair, pemuaian gas, tekanan zat cair, tekanan udara, regangan zat padat, hambatan zat terhadap arus listrik, dan intensitas cahaya (radiasi benda). Adapun beberapa jenis thermometer tersebut antara lain adalah:

1. Termometer Bimetal

Alat ini bekerja berdasarkan prinsip bahwa logam akan memuai (bertambah panjang)jika dipanaskan.

2. Termometer Hambatan

Alat ini bekerja berdasar prinsip bahwa bila seutas kawat logam dipanaskan, hambatan listriknya bertambah. Perubahan hambatan listrik ini kemudian diubah ke dalam pulsa-pulsa listrik. Pulsa listrik inilah yang menunjukkna suhu saat itu.

3. Termokopel

Perbedaan pemuaian antara dua logam yang kedua ujungnya disentuhkan dimanfaatkan pada termokopel. Pada prinsipnya, pemuaian yang berbeda antara dua logam yang ujungnya disentuhkan akan menghasilkan gaya gerak listrik (ggl). Besar ggl inilah yang dimanfaatkan oleh termokopel untuk menunjukkna suhu.

4. Termometer Gas

Bila sejumlah gas yang dipanaskan volumenya dijaga tetap, tekanannya akan bertambah. Sifat termometrik inilah yang dimanfaatkan untuk mengukur suhu pada thermometer gas.

5. Pyrometer

Pyrometer bekerja dengan mengukur intensitas radiasi yang dipancarkan oleh benda yang sangat panas. Instrumen pyrometer tidak menyentuh benda panas sehingga pyrometer dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat tinggi (kira-kira 500oC sampai 3.000oC) yang dapat membakar habis thermometer jenis lainnya.

Thermometer zat cair dirancang berdasarkan pengaruh perubahan suhu terhadap volume. Zat cair yang biasa digunakan adalah alcohol atau raksa yang dimasukkan ke dalam pipa kapiler. Apabila pipa kapiler bersentuhan dengan benda yang panas maka alcohol atau raksa di dalam pipa akan memuai. Perbedaan tinggi raksa di dalam pipa sebelum dan sesudah disentuhkan dengan benda yang panas memperlihatkan adanya perbedaan suhu.

Thermometer zat cair pada daerah pengukuran suhu antara -20oC sampai di atas 100oC banyak menggunakan bahan raksa. Keuntungan menggunakan raksa antara lain:

1) Mudah dilihat karena mengkilap

2) Raksa tidak membasahi dinding kaca

3) Raksa merupakan penghantar listrik yang baik

4) Panas jenisnya kecil, sehingga dengan perubahan panas sedikit cukup dapat mengubah suhunya.

5) Suhu terendah atau titik beku raksa -39oC dan titik didihnya adalah 357oC

6) Pemuaiannya teratur

Thermometer yang menggunakan bahan raksa anatar lain adalah:

a. Termometer Celcius (C), dengan titik tetap skala bawah sama dengan suhu es yang sedang mencair pada tekanan 1 atm yaitu 0oC. Titik tetap skala atas diambil suhu uap air yang mendidih pada tekanan 1 atm yaitu 1000C. Untuk termometer celcius terdapat rentang skala 1000.

b. Termometer Reamur (R), menggunakan skala 00R yang sama dengan suhu es mancair dan skala 800R yang sama dengan suhu uap air mendidih. Maka untuk termometer Reamur terdapat rentang skala 800.

c. Termometer Fahrenheit (F), 00F ditetapkan sama dengan es yang dicampur garam (lebih dingin dari pada es yang sedang mencair). Oleh sebab itu 00R lebih rendah dari pada 00C atau 00R. 00C atau 00R sama dengan 320F. Untuk titik tetap atas Fahrenheit memilih suhu uap air mendidih pada tekanan 1 atm dan ditetapkan 2120F. Oleh karenanya 2120F=1000C=800R.

d. Termometer Kelvin (K), Lord Kelvin (1824-1907) menetapkan titik bawah dengan nol mutlak yang besarnya lebih kurang -273,15oC. Pada suhu ini, gerak partikelberhenti sehingga tidak ada panas yang dapat diukur. Hal ini karena panas sebanding dengan energi kinetic tiap partikel.

Hubungan antara skala Celcius, Fahrenheit, Reamur, dan Kelvin dinyatakan dengansebagai berikut:

· Skala terendah untuk thermometer Celcius 0oC dan skala tertingginya adalah 100oC maka ∆ skala Celcius adalah (100oC – 0oC) = 100oC.

· Skala terendah untuk thermometer Reamur 0oC dan skala tertingginya adalah 80oR maka ∆ skala Celcius adalah (80oR– 0oC) = 80oR.

· Skala terendah untuk thermometer Fahrenhait yang sama dengan 0o dan 0o adalah 32o F dan skala tertingginya 212o F. Maka ∆ skala Fahrenhait adalah ( 212 o – 32o ) = 180o.

· Skala terendah untuk thermometer Kelvin yang sama dengan 0o dan 0o adalah 273o F dan skala tertingginya 373o F. Maka ∆ skala Fahrenhait adalah ( 373 o – 273o ) = 100o

· Maka perbandingan ∆ C : ∆ R : ∆ F: ∆ K = 100 : 80 : 180 = 5 : 4 : 9 : 5.

CONTOH SOAL

1. Dengan menggunakan thermometer Celcius suatu zat terukur 50o C. berapa suhu zat tersebut bila diukur oleh thermometer Reamur ?

Penyelesaian :

Diketahui : t = 50oC

Ditanya 50oC = ………R

Jawab:

50oC = 4/5 ( 50o ) = 40o R

2. Termometer Celcius dan Fahrenhait menunjukkan angka yang sama pada suhu berapa ?

Penyelesaian :

Diketahui : ∆ C = 5

∆ F = 9

XoC = (9/5 X + 32 )oF

X = 9/5 X + 32

X – 9/5X = 32

- 4/5X = 32

- X = 160/4 = 40o

X = - 40o

Jadi skala Celcius akan sama dengan skala Fahrenhait pada suhu - 40o.

Suhu suatu benda dapat terukur apabila bendatersbut menyimpan energi panas atau kalor, dan energi panas itu timbul karena adanya tumbukan antar partikel – partikel penyusun benda. Agar benda tidak menyimpan energi panas (kalor) maka energi total partikel dalam benda harus nol, akibatnya suhu benda tersebut menjadi nol dan suhu ini dikenal dengan suhu mutlak atau suhu absolute, diberi satuan Kelvin (0K). menurut Kelvin suhu uap air yang mendidih pada tekanan 1 atm adalah 373,15 K dan untuk pengukuran yang tidak memerlukan ketelitian dapat ditulis 373K sehingga dapat diperoleh hubungan;

T = (toC + 273)K

Setiap orang dapat membuat thermometer dengan skala sembarang, dengan menggunakan perbandingan terhadap thermometer lain, asalkan pada saat menentukan titik tetap atas maupun titik tetap bawah kedua thermometer benda pada peristiwa yang sama.

A.Pengaruh Kalor Terhadap Suhu Dan Perubahan Wujud Zat

1. Pengertian Kalor

Untuk lebih jelas mengetahui apa yang dimaksud dengan kalor mari kita lihat peragaan dibawah ini.

berikut:

Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa kalor adalah energi panas yang dpat merambat dan lazimnya kalor merambat dari tempat yang suhunya lebih tinggi ke tempat yang suhunya lebih rendah. Satuan kalor dinamakan kalori (kal), satuan yang lebih besar adalah kilo kalori (kkal).

James Prescott Joule (1753-1814) mempelajari hubungan antara kalor yang timbul terhadap perubahan energi mekanik suatu system. Calorimeter dibuat adiabatik, sehingga energi panas tidak mudah keluar dan masuk ke dalam alat tersebut. Melalui percobaan berulang kali akhirnya diperoleh hubungan sebagai

1 kalori setara dengan 4,18 Joule atau 1 Joule = 0,24 kalori